Hidupku bagai balada seorang musafir yang sudah tua renta, berjalan tertatih tatih di padang pasir dengan sisa-sisa kekuatan yang ada
Tiada teman, sahabat atau apapun namanya untuk dapat berbagi dalam kesepian, kesendirian, dan kesunyian
Harapan sang musafir tua, ingin mencapai kebahagiaan, ketentraman dalam ridho ilahi di ufuk sebelah sana
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adakah sang musafir tua bisa mencapai ufuk yang didambakan atau akan jatuh tersungkur tidak dapat bangun lagi untuk melanjutkan perjalanannya
Kalau itu yang terjadi sang musafir jatuh tersungkur yaitulah kisah dramatis nan menyedihkan sang musafir tua
Tetapi kalau sang musafir tua dengan sisa-sisa kekuatannya dapat mencapai titik ufuk tempat kebahagiaan, ketentraman, dan ridho Allah swt maka itulah bianglala pelangi indah yang dapat dipeluk dengan dekapan tangan dan penuh sarat kebahagiaan
Oleh: Onoyigus