Omset Turun, Pedagang Pasar Desa Banjarjo Keluhkan Pembatasan Jam Berdagang

- Reporter

Rabu, 15 April 2020 - 06:58

facebook twitter whatsapp copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

bojonegorotoday.com – Pedagang buah Pasar Desa Banjarjo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluhkan pemberlakuan pembatasan jam dagang mulai pukul 06.00 Wib hingga pukul 14.30 Wib.

Akibat pemberlakuan pembatasan jam berdagang tersebut berdampak pada omset pedagang buah di Pasar Desa Banjarjo. Omset para pedagang rata-rata turun 50 persen hingga 60 persen per harinya.

Pemberlakuan pembatasan jam dagang itu sejak Minggu kemarin. Sebelum ada pembatasan jam berdagang, omset normal mencapai Rp 5 juta perhari. Namun, kini omset pedagang buah hanya kisaran Rp 1 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Akibat pemberlakuan jam dagang ini omset menurun drastis,” kata Ozi, salah satu pedagang buah yang memiliki stan di pasar tersebut.

Baca Juga :  Makin Lengkap, Smartfren Sambut Ramadhan dengan Promo Terbaru

Selain pemberlakuan jam dagang, akibat pandemik corona (Covid-19) ini, pembeli di pasar buah desa tersebut berangsur sepi. Ia mengaku, akibat corona pemheli sudah sepi. Ditambah pembatasan jam dagang.

“Hasilnya, ya, tambah sepi pembeli,” ujarnya mengeluh.

Terkait kebijakan ini, tambah Ozi, Pemerintah Bojonegoro tidak tebang pilih. Artinya, jika pihaknya diminta tutup pukul 14.30 Wib, maka, semua yang memiliki stan buah harus tutup juga sesuai aturan.

“Jangan kemudian kami disuruh tutup, tapi stan buh lainnya tidak disuruh turup pada jam itu, kami harap pemerintah adil dalam hal ini,” imbuhnya.

Fatimah, salah satu Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar pasar buah Desa Banjarjo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro pun juga mengeluhkan kebijakan penerapan pembatasan jam berdagang ini.

Baca Juga :  Bumdes Berkaho Sulap Bangunan Aset Desa Terbengkalai Jadi Tempat Kuliner

Perempuan berkulit coklat ini mengeluhkan sepinya pembeli akibat pandemi conora. Ditambah pemberlakuan pembatasan jam berdagang. Alhasil, pendapatan Fatimah secara otomasis menurun drastis.

“Terkait hal ini saya berharap keadilan dari Pemerintah Bojonegoro, sebab kalau tidak ada uang tidak bisa membeli beras untuk makan,” pungkasnya. (yud)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Tangkap Peluang Ekonomi Melalui Pelatihan Kerajinan Pelepah Pisang
Mudik Idul Fitri 1443 H, Smartfren Tingkatkan Kualitas Jaringan dan Coverage di Jawa Timur
Mantap ! Sambel’e Mbak Chichi, Sambal Kemasan Banyak Varian
Bazar Ramadhan FIJ, Bangkitkan Ekonomi IKM Bojonegoro
Kurma Tomat, Camilan Khas Bojonegoro Cocok untuk Buka Puasa
Camilan Gurih dan Manis di Bazar Murah Ramadhan Bojonegoro
Makin Lengkap, Smartfren Sambut Ramadhan dengan Promo Terbaru
Pedagang Bojonegoro Penerima KPP Wilayah Baureno Belajar Digital Marketing

Berita Terkait

Kamis, 21 Desember 2023 - 04:12

Pesemaian Padi Mengering, Petani Kepohbaru Terancam Gagal Tanam

Minggu, 5 November 2023 - 14:46

Padi Inpari Digdaya, Beras Pulen Kelas Premium Sedigdaya Namanya

Minggu, 5 November 2023 - 05:06

Jelang Musim Tanam, Petani Lebih Suka Benih Inpari 32

Jumat, 24 Februari 2023 - 01:37

Siapkan Sarpras Pertanian, Jaga Ketahanan Pangan di Bojonegoro

Jumat, 3 Februari 2023 - 02:03

Harga Gabah Di Bojonegoro Naik, Ini Kata Petani

Selasa, 13 Desember 2022 - 01:00

Tingkatkan Hasil Pertanian, Pemkab Bojonegoro Realisasikan 30.806 Meter JUT

Sabtu, 1 Oktober 2022 - 10:31

Panen Jagung Pulut, Bupati Harap Gerakan Potensi Lahan Tanaman Pangan

Selasa, 6 September 2022 - 03:06

Fun Farmer’s Day 2022, Kuatkan Produk Lokal Pertanian Bojonegoro

Berita Terbaru