bojonegorotoday.com – Sedikitnya 56 orang pekerja proyek minyak dan gas bumi (Migas) dari lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB) terkonfirmasi positif Covid-19. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bojonegoro menyatakan, temuan ini menjadikan proyek JTB Bojonegoro menjadi klaster baru penularan Covid-19 di Bojonegoro.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bojonegoro, Masirin mengatakan, kasus Covid-19 di proyek JTB memang ditetapkan sebagai klaster baru. Sebab, jumlah pekerja yang terkonfirmas positif di lokasi proyek itu mencapai 56 orang pekerja. “Mereka bekerja di proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (J-TB) terkonfirmasi positif Covid-19. Pekerja migas memang menjadi klaster baru di Bojonegoro,” ujarnya.
Dikatakan, 52 pekerja yang terpapar sedang menjalani perawatan dan isolasi mandiri di RS Pertamina Jakarta. Sementara itu , empat orang lainnya dirawat di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. “Pekerja yang terkonfirmasi positif itu sebagian besar bertempat tinggal sementara di sekitar rumah penduduk,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karena tinggal di pemukiman penduduk, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bojonegoro sudah melakukan tracing terhadap interaksi pasien, khususnya kepada warga sekitar. “Selain itu juga sudah dilakukan rapid tes dan swab bagi warga yang sempat berinteraksi secara langsung dengan pasien,” ucapnya.
Terkait temuan ini, Vice President Legal and Relations PT Pertamina EP Cepu, Whisnu Bahriansyah menjelaskan, selama masa pandemi Covid-19 ini menurut dia hampir semua proyek di belahan dunia terdampak. Termasuk Proyek pengembangan Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro
“Sejalan dengan meningkatnya kasus, proyek J-TB juga semakin memperketat penerapan protokol mitigasi dan menambah layer-layer (lapisan) proteksi mitigasi Covid-19 antara lain dengan tetap menjaga kesehatan pekerja, social distancing, pemakaian masker, pemeriksaan suhu badan dan penyemprotan disinfektan secara rutin,” bebernya.
Diakui, pihaknya juga sudah melakukan rapid tes terhadap seluruh pekerja proyek. Whisnu menegaskan di dalam pengembangan proyek J-TB aspek pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan pekerjaan adalah HSSE dan selalu menerapkan protokol Covid-19 selama masa pandemi.
Setiap langkah dan kebijakan selalu berpedoman pada protokol yang ada, dari sisi eksekusi pelaksanaan proyek kami selalu berusaha untuk meminimalisasi dampak pandemi terhadap progres proyek, antara lain menata ulang jadwal kerja, mengidentifikasi abrikasi peralatan yang sedang dilakukan di luar negeri dan memindahkan poses fabrikasi ke negara lain yang tidak terdampak.
“Dengan upaya-upaya itu kami berharap proyek JTB tetap bisa diselesaikan tepat waktu,” pungkasnya. (red)