SMSI Jatim Ajak Masjid Menjadi Pusat Belajar Daring

- Reporter

Selasa, 4 Agustus 2020 - 02:29

facebook twitter whatsapp copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

bojonegorotoday.com – Anjuran Dewan Masjid Indonesia (DMI) menjadikan masjid sebagai sarana ibadah dan sosial bersama Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), ternyata sudah direspon oleh Ketua SMSI Provinsi Jawa Timur. Setidaknya, sebagai Ketua Takmir Masjid Siti Suci Nur Rohmah (SSNR), di kompleks Perumahan Magersari Permai, Sidoarjo Kota menggandeng Remaja Masjid (Remas) dan Karang Taruna berinisiatif meringankan kesulitan belajar, terutama tingkat Sekolah Dasar (SD).

Menurut Ketua SMSI Jatim, H.S. Makin Rahmat, SH, MH, sebetulnya program memasang Wifi unlimited hingga kecepatan 20 mbps, masuk agenda tahun 2019. Semua berawal dari keinginan Pengurus Takmir yang tergabung dalam Lembaga Takmir Masjid (LTM) PCNU Sidoarjo, menjadikan masjid sebagai pusat aktifitas kemaslahatan umat, bukan hanya ibadah maghdlo (shalat, puasa, zakat) tapi juga ghoiro maghdlo terkait dengan kemasyarakatan, termasuk melek teknologi.

Akhirnya, tercetus program yang berpatokan pada doa, yaitu memohon kepada Allah keselamatan dalam menjalankan agama dinnul Islam, diberikan tubuh yang sehat, dan digampangkan untuk selalu berjihad menuntut ilmu, sebagai pusat kegiatan memperoleh rejeki yang barokah, sehingga bisa tobat sebelum maut menjemput, diberikan rahmat saat kematian, dan diampuni sesudah kematian. Semua konsep yang harus diterapkan dalam kehidupan rutin dan aplikasi di masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Apalagi, ruang terbuka di areal Masjid SSNR ukuran 50 X 50 meter juga lapang dengan sarana parkir, teras masjid cukup luas untuk belajar dan ruang kantor yang menjadi pusat kegiatan Remas. Sebelumnya, saat awal Pandemi Virus Corona merebak awal Maret 2020, mendapat WIfi layanan gratis selama tiga bulan, tapi sering ngadat dan sinyal kurang kuat.

Baca Juga :  Jelang UNBK, Para Siswa dan Guru Serius Lakukan Pemantapan

Tepat, 3 Juni 2020, Takmir Masjid SSNR memasang Wifi. Bagai gayung bersambut, akhir Mei beberapa jamaah, khususnya remaja memanfaatkan fasilitas Wifi untuk memudahkan komunikasi via internet. Maka, terjadi selektif alami, yaitu mengutamakan Remas, khususnya anak-anak yang merasa jenuh belajar di rumah, untuk digiring bisa mengerjakan di ruang terbuka areal teras masjid atau ruang kantor.

Ketua Remas SSNR Fachri M Kresna Adinegara dan Wakilnya Ir. Fifandi Dwi Utomo berhasil menggalang jamaah remaja. Setidaknya, ada 40-an kalangan pelajar dan mahasiswa aktif di kegiatan Remas, termasuk bekerjasama dengan mahasiswa UPN Surabaya yang sedang KKN untuk memberikan pembelajaran daring (mengenal internet) bagi murid SD.

“Sebetulnya, jumlah mahasiswa yang ikut KKN sekitar 30 orang. Tapi yang Divisi Pendidikan, kami arahkan untuk membantu adik-adik yang kesulitan belajar daring. Terlebih, mereka (murid) tidak punya Handpone sehingga harus kita sediakan HP sementara agar dimengerti. Selama ini, adik-adik hanya senang main game, begitu ada tugas terkesan menghindar. Alhamdulillah, setelah diberikan tata cara dan penggunaan android, atau HP yang bisa mengakses internet untuk tujuan yang positif, setidaknya bisa diikuti dengan mengerjakan tugas-tugas sekolah. Terutama murid SD kelas 4-6,” kata Fachri dan Ifan.

Baca Juga :  Bojonegoro Siap Gelar Sekolah Tatap Muka 100 Persen Juli Mendatang

Lanjut Ifan, sampai sekarang masih ada murid SD kelas 4-6 yang memanfaatkan ruang kantor masjid untuk belajar daring dipandu pengurus Remas. Saat ada KKN tanggal 14-26 Juli, hari pertama bisa menampung 40 anak dari SD dan SMP. Hari berikutnya, hanya puluhan, tapi tetap dilayani via zoom. “Sebetulnya banyak manfaatnya. Buktinya, beberapa anak yang awalnya jarang jamaah, sejak masjid ada Wifi, rekan Remas mulai aktif dan ikut membantu protocol kesehatan, mulai menyemprot disfektan, periksa suhu dengan termogun, menyiapkan cuci tangan dan ikut kegiatan keagamaan lain, seperti Idul Adha barusan,” paparnya.

Libatkan Perguruan Tinggi

Disinggung tentang keterlibatan mahasiswa, Makin Rahmat berharap, pihak Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) tidak hanya sekedar mengandalkan POP (Program Organisasi Penggerak) Pendidikan dengan menggelontorkan dana triliunan. Tapi, bagaimana bisa melibatkan peran tokoh masyarakat yang bersentuhan langsung dengan kesulitan dan kendala di lapangan.

“Saya tetap yakin, kalau peran perguruan tinggi lebih didayagunakan dalam masa pandemi ini, kesulitan dan kendala mendasar dalam pembelajaran daring, setidaknya bisa diurai. Banyak persoalan social yang menggunung dibiarkan begitu saja,” tandasnya.

Contoh, mahasiswa KKN, dalam kondisi emergenci, sepatutnya dalam diri mahasiswa melekat jiwa pengabdian pada masyarakat, terjun ke lapangan dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan. “Yang terkesan, masalah Covid-19 menjadi komoditi yang membuat masyarakat tambah capai, susah, kesulitan dan terbelit masalah perekonomian. Jadi, pemerintahan Jokowi harus berani mengambil tindakan guna mengatasi kesulitan di lapangan. Bukan hanya mengandalkan kepinteran seorang Mendikbud Nadiem Makarim,” ulas Makin, juga Wakil Ketua Komisi Disiplin Asprov PSSI Jatim ini.

Baca Juga :  Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Bojonegoro Dipantau Ketat Pemerintah Daerah

Pertimbangan riil, jika Darma Bakti Perguruan Tinggi dilibatkan, pasti menjadi mesin penggerak yang efektif. Baik untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, dan memberikan informasi serta edukasi yang bisa dipahami oleh masyarakat kelas bawah. Rencana SMSI Jatim sendiri, segera merapatkan barisan untuk bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, diantaranya Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Universitas Narotama Surabaya, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

“Bagi masyarakat menengah ke atas yang rata-rata anaknya sudah dipegangi HP, tentu sedikit teratasi. Tapi, dampak social penggunaan negatif melalui program dan fasilitas HP yang kian meluas untuk mengakses segala informasi bisa menjadi blunder. Sementara bagi keluarga sederhana dan kurang mampu, HP hanya ada satu untuk seluruh keluarga menjadi problem. Di mana saat anaknya harus belajar daring, ayah atau ibunya kerja tanpa membawa sarana komunikasi yang biasanya digunakan. Dana untuk membantu kesejahteraan memang bagus, tapi mengfungsikan masjid, tempat ibadah, fasilitas umum seperti kelurahan/ desa, dan balai RW dengan melibatkan mahasiswa bersama-sama mengatasi masalah belajar daring, harus dicoba,” pungkasnya. (red)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Melalui Beasiswa Pemkab, Putra Putri Daerah Berkontribusi Tingkatkan SDM di Bojonegoro
Bupati Bojonegoro Harapkan Pramuka dapat Beradaptasi dengan Kemajuan Zaman
Mahasiswa Penerima Beasiswa Banyu Urip Luncurkan Buku
Bupati Anna dan Mantan Bupati Imam Soepardi Hadir Bersama Di Wisuda STIKES Rajekwesi
Hadiri Literasi Digital, Bupati Ajak Pelajar Manfaatkan Beasiswa Pemkab
Bupati Bojonegoro Terima Anugrah Widya Wiyata Dharma Satya dari Unesa
Hari Anak Nasional 2022, Sosialisasikan Satuan Pendidikan Ramah Anak di Ponpes
Hadiri Rapat Evaluasi RPL, Bupati Berharap SDM di Desa Meningkat

Berita Terkait

Kamis, 21 Desember 2023 - 04:12

Pesemaian Padi Mengering, Petani Kepohbaru Terancam Gagal Tanam

Minggu, 5 November 2023 - 14:46

Padi Inpari Digdaya, Beras Pulen Kelas Premium Sedigdaya Namanya

Minggu, 5 November 2023 - 05:06

Jelang Musim Tanam, Petani Lebih Suka Benih Inpari 32

Jumat, 24 Februari 2023 - 01:37

Siapkan Sarpras Pertanian, Jaga Ketahanan Pangan di Bojonegoro

Jumat, 3 Februari 2023 - 02:03

Harga Gabah Di Bojonegoro Naik, Ini Kata Petani

Selasa, 13 Desember 2022 - 01:00

Tingkatkan Hasil Pertanian, Pemkab Bojonegoro Realisasikan 30.806 Meter JUT

Sabtu, 1 Oktober 2022 - 10:31

Panen Jagung Pulut, Bupati Harap Gerakan Potensi Lahan Tanaman Pangan

Selasa, 6 September 2022 - 03:06

Fun Farmer’s Day 2022, Kuatkan Produk Lokal Pertanian Bojonegoro

Berita Terbaru