bojonegorotoday.com – Kisah pilu balita usia 5 bulan asal Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang meninggal dunia beberapa waktu lalu membuat banyak orang berduka dan kecewa terhadap pelayanan Puskesmas Purwosari.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro pun turut berduka atas meninggalnya, Rahma Sheva Kamila, balita usia 5 tahun itu. Diharapkan kejadian tersebut tidak terulang kembali, sehingga perlu adanya peningkatan kapasitas.
“Perlunya peningkatan SDM dan kualitas, kompetensi para tenaga kesehatan,” kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro, Sukur Priyanto kepada bojonegorotoday.com, Sabtu (29/08/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat disinggung dugaan malapraktik di Puskesmas Purwosari. Politisi Partai Demokrat ini tidak banyak komentar. Menurutnya, perlu adanya klrarifikasi terdapat pihak-pihak terkait runtutan kejadian meninggalnya balita 5 tahun 10 hari tersebut.
“Klarifikasi dan cek adalah bagian dari controling, supaya kita memahami konstruksi masalah tersebut supaya jelas permasalahan utamanya,” terang Sukur.
Sukur menambahkan, pihaknya akan melakukan klarifikasi dan cek ke pihak terkait. Sebab jika benar ada dugaan malapraktik, maka perlu tindakan tegas. Sehingga kejadian ini tidak terulang kembali dan akan menjadi preseden buruk dunia kesehatan.
“Secepatnya kita akan melakukan klarifikasi ke pihak-pihak terkait,” ucapnya.
Sebelumnya, Rahma Sheva Kamila, balita berusia 5 bulan 10 hari asal Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, meninggal dunia setelah mengonsumsi obat berdosis tinggi. Korban meninggal pada Senin (24/08/2020) sekitar pukul 12.00 Wib.
Resep obat diberikan oleh seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Purwosari. Melansir dari Twitter tante korban @AlayyaBie (27/08/2020). Setelah mengonsumsi dua obat jenis sirup, balita menunjukkan gejala-gejala tertentu, seperti tidak bisa tidur, lemas, hingga diare.
Keluarga korban sempat membawanya kembali ke puskesmas yang sama. Tetapi perawat Puskesmas setempat meminta balita tersebut dibawa pulang dan berpesan supaya kembali ke Puskesmas Purwosari jika kondisi balita memburuk.
Dalam kondisi kalut, pihak keluarga kemudian membawa korban ke IGD rumah sakit terdekat. meskipun langsung mendapat penanganan, tapi nyawa balita itu tidak bisa diselamatkan. Informasi dari pihak rumah sakit, pembuluh darah korban sudah pecah. (moh/yud)