BOJONEGORO – Di ketinggian 400 Mdpl kaki gunung pandan turut Desa Klino, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tersimpan sebuah pesona taman hayati.
Selain tanaman porang menjadi trend ciri khas masyarakat Sekar dan sekitarnya, budidaya tanaman bunga seruni atau disebut sebagai krisan, menjadi alternatif dan mulai diperkenalkan kepada masyarakat setempat melalui Program Percontohan Budidaya Bunga Krisan hasil sinergitas antara Pemkab Bojonegoro dengan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Yogyakarta.
Tumbuhan dengan nama latin chrysanthemum ini dapat tumbuh dan berbunga pada ketinggian 300 – 1200 Mdpl dengan kelembaban udara antara 70% – 80%. Untuk pertumbuhan akar pada saat awal pertumbuhan diperlukan kelembaban 90% – 95%.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bunga krisan sering ditanam/dibudidayakan sebagai tanaman hias, pekarangan, atau bunga petik karena warna bunganya yang indah, variatif, dan dapat tetap segar dalam 5 sampai 7 hari. Semerbak wanginya yang memukau, membuat sekuncup bunga krisan cocok di campurkan ke dalam minuman teh agar lebih wangi dan nikmat.
Pada musim petik percontohan budidaya bunga krisan kali ini, Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah hadir secara langsung turut serta dalam panen petik perdana bunga krisan yang diinisiasi Ibu Bupati melalui Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Bojonegoro yang didampingi Kepala BPTP Yogyakarta Suharsono dan Kepala BPTP Jawa Timur, Kamis (26/08/2021).
Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah dalam arahannya mengungkapkan, program percontohan budidaya bunga krisan yang berada di Desa Klino harus tetap terus dikembangkan, ini potensi yang sungguh luar biasa.
Bukan hanya budidaya bunga krisan saja, namun lebah madu dan bunga mawar sangat mungkin untuk bisa dikembangkan terutama di daerah kawasan hutan.
“Green House tempat pengembangan bunga krisan ini bisa diperluas lagi menjadi wisata alternatif, serta dapat menyuplai pelaku-pelaku usaha floorist yang ada di Bojonegoro, sehingga tidak perlu mendatangkan bahan baku dari luar,” kata Bupati.
“Dukungan sarana dan prasarana juga menjadi hal penting, serta aneka tanaman pelengkap yang lain seperti buah-buahan dsb, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” sambungnya.
Dalam upaya dukungan infrastruktur pun, Bupati telah komunikasi serta koordinasi dengan beberapa pihak yakni BBPJN (Balai Besar Pelaksaan Jalan Jawa Timur-Bali) serta Bupati Madiun untuk membangun kawasan agar segera di bukanya akses jalan TOL dari Saradan menuju Klino.
“Sehingga nantinya Kecamatan Sekar akan menjadi new area (kawasan baru) di wilayah Bojonegoro Selatan, semoga segera bisa terwujud,” pungkasnya. (din/mil)