Bojonegoro_Ratusan petak pesemaian padi di wilayah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur mengering. Pesemaian padi yang sudah berumur hampir satu bulan ini terlihat menguning. Bahkan pucuk daunnya sudah kecoklatan dan mengering.
Matrois, petani asal desa Mudung Kecamatan Kepohbaru mengatakan jika sampai akhir Desember tidak ada hujan, maka dipastikan petani terancam gagal tanam.
“Meski ada sebagian pesemaian mendapatkan air, tapi kami tidak bisa melanjutkan penanaman karena sawah masih kering,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menambahkan untuk pesemaian yang sudah kering dan berumur lebih dari satu bulan, benih sudah tidak bisa ditanam. Karena, selain kondisi bibit yang tidak sehat umur padi juga sudah tua. Sehingga rawan penyakit jika dipaksakan tanam.
“Solusinya ya pembenihan ulang dan tentu saja petani harus menambah biaya lagi” jelasnya.
Terpisah, Amrozi SH, salah seorang Calon Anggota Legislatif (Caleg) dari Daerah Pemilihan Bojonegoro III mengatakan, dirinya sudah melihat sendiri kondisi tersebut. Sawah masih banyak yang kering dan bahkan masih banyak yang belum siap ditanami.
“Karena tanah masih kering dan keras, traktor belum bisa mengerjakan pengolahan tanah,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebagai putra daerah asli sekaligus pernah menjabat sebagai sekretaris Lembaga Pengembangan Pertanian (LP2NU) ia memahami betul posisi petani saat ini. Sedikit banyak petani telah mengeluarkan modal untuk penanaman musim ini.
“Jadi, saya meminta pemerintah untuk hadir dalam kondisi seperti ini,” pintanya.
Sebagai caleg yang kebetulan konsen pada masalah pertanian, ia meminta agar pemerintah memberikan bantuan bibit untuk musim tanam ini.
Selain itu, untuk mengatasi masalah pertanian dalam jangka panjang, Pemkab Bojonegoro segera merealisasikan pembangunan waduk Pejok. Karena sudah puluhan tahun petani menanti adanya infrastruktur utama pertanian ini.
“Kami akan mengawal pembangunan waduk Pejok hingga tuntas,” tekad mantan aktifis PMII ini. (azh/red)