bojonegorotoday.com – Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Bojonegoro bekerjasama dengan ExxonMobil Cepu Limited melakukan Sosialisasi Penelitian Model Peningkatan Kapasitas Layanan Posyandu untuk Penanggulangan Stunting di Bojonegoro.
Sosialisasi tersebut dilakukan di Pendopo Kecamatan Kota Bojonegoro, Selasa (08/12/2020) pagi. Peserta sosialisasi penelitian ini terdiri dari beberapa kepala desa, bidan desa dan kader posyandu di Kecamatan Kota Bojonegoro.
Ketau PC Fatayat NU Bojonegoro, Dr Hj Ifa Khoiria Ningrum mengatakan, bahwa permasalahan stunting merupakan isu yang berdampak buruk terhadap kualitas generasi muda di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Bojonegoro.
Sebab, lanjutnya, mempengaruhi fisik dan fungsional dari tubuh anak serta meningkatnya angka kesakitan anak, bahkan kejadian stunting tersebut telah menjadi sorotan WHO (Oraganisasi Kesehatan Dunia) untuk segera dituntaskan.
“Sosialisasi ini dilakukan di Kecamatan Kota Bojonegoro dan Kecamatan Kedungadem yang indikatornya diambil dari kasus stunting tinggi dan terendah,” katanya kepada bojonegorotoday.com.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan petugas kesehatan dalam penanganan stunting di Kabupaten Bojonegoro. Selain itu, dapat dijadikan naskah akademik oleh pemerintah daerah dalam perumusan regulasi yang mengatur penanggulangan stunting.
“Mudah-mudahan kegiatan ini berjalan dengan baik dan bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
Perwakilan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), A Ukay Sukaya Subqyi menyampaikan, pihaknya sangat mensupport kegiatan ini. Permasalahan stunting memang tidak hanya di Bojonegoro saja, melainkan permasalahan Indonesia bahkan dunia.
“Percepatan penuntasan kasus stunting ini segera dilakukan, sehingga terbentuk generasi muda yang sehat dan produktif,” katanya.
Sementara itu, Camat Kota Bojonegoro Mochlisin A Irawan menjelaskan, di Kecamatan Kota terdapat 2 Puskesmas, yakni Puskesmas Banjarjo membawahi 11 kelurahan atau desa dan Puskesmas Wisma Indah ada 7 kelurahan atau desa.
Data dari Puskesmas Banjarjo, jumlah balita stunting bulan timbang (BT) Agustus 2020 terdapat 2.648 yang ada di 11 desa/kelurahan tersebut. Desa Sukorejo merupakan desa yang terdapat balita stunting tertinggi dengan jumlah 546 balita stunting.
Lalu, lanjut Camat, data dari Puskesmas Wisma Indah terdapat 1.941 balita stunting yang tersebar di 7 kelurahan atau desa. Desa tertinggi kasus balita stunting terdapat di Kelurahan Ledok Kulon dengan jumlah 611 balita stunting.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, sehingga dapat membantu dalam penanganan balita stunting di wilayah kota,” ucapnya.
Mantan Camat Kalitidu ini juga menyinggung terkait kesejahteraan kader stunting yang dianggap masih minim. Sehingga pihaknya merampingkan struktur. Dengan harapan banyak fungsi. Artinya, satu wadah dengan insentif yang cukup.
“Perampingan struktur ini kami anggap sudah sesuai, sehingga insentif cukup dan banyak fungsi,” pungkasnya. (mil/yud)