bojonegorotoday.com – Rahma Sheva Kamila, balita berusia 5 bulan 10 hari asal Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, meninggal dunia setelah mengonsumsi obat berdosis tinggi. Korban meninggal pada Senin (24/08/2020) sekitar pukul 12.00 Wib.
Resep obat diberikan oleh seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Purwosari. Melansir dari Twitter tante korban @AlayyaBie (27/08/2020). Setelah mengonsumsi dua obat jenis sirup, balita menunjukkan gejala-gejala tertentu, seperti tidak bisa tidur, lemas, hingga diare.
Keluarga korban sempat membawanya kembali ke puskesmas yang sama. Tetapi perawat Puskesmas setempat meminta balita tersebut dibawa pulang dan berpesan supaya kembali ke Puskesmas Purwosari jika kondisi balita memburuk.
Dalam kondisi kalut, pihak keluarga kemudian membawa korban ke IGD rumah sakit terdekat. eskipun langsung mendapat penanganan, tapi nyawa balita itu tidak bisa diselamatkan. Diketahui, dari informasi pihak rumah sakit yang diterima keluarga, pembuluh darah korban sudah pecah.
“Sabtu, 22 Agustus 2020. Seperti biasa tiap malam dia tidurnya sama saya, cuman agak malem (manja) minta deket terus sama saya, dan sering banget minta susu (mff ponakan saya minum formula karna 2bulan ibunya kluar masuk rs). Saya gatau klo itu sudah gejala dehidrasi,” tulis @AllayyaBie.
Selanjutnya, diceritakan pada keesokan harinya, Minggu (23/08/2020) balita yang dipanggil Sheva itu badannya demam. Bahkan juga buang air besar terlalu sering. Sang ibu akhirnya membuat ramuan dari kunyit yang dimaksudkan untuk menghangatkan perut Sheva. Menjelang siang, balita ini semakin lemas dan tidak bisa tidur hingga malam tiba.
Akhirnya sekitar pukul 21.00 Wib, pihak keluarga membawa Sheva ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan pertama. Begitu sampai di puskesmas, perawat meminta keluarga membawa pulang balita yang bersangkutan. Serta memberi pesan supaya kembali lagi ke puskesmas jika kondisi sang bayi semakin buruk.
“Kaka pulang nangis sambil bilang ke mamahnya yang tiduran krna sakit 2bulan kemarin. “mbak gaono sing nyelamatno sheva mbak”. Tanpa pikir panjang akhirnya tlpon pakde buat minta tolong antar ke rs (krna dia punya mobil),” lanjut @AllayyaBie.
Sesampainya di IGD Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro, balita ini ditangani oleh tiga orang dokter. Secara bergantian, ketiganya memompa jantung balita berusia 5 bulan itu. Hingga sekitar pukul 12.00 Wib. balita itu akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
“Kita yang baru tahu bahwa obat (inamid) yang diberikan bidan itu tidak dianjurkan buat dede krna dosis terlalu tinggi, bahkan obat itu sudah merusak otak dan syaraf dede sehingga pembuluh darah pas dibawa ke RS AISYIYAH BJN telah pecah,” jelas @AllayyaBie.
Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro, Masirin mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro langsung bergerak cepat merespon adanya aduan masyarakat melalui media sosial tersebut.
Aduan tersebut disampaikan oleh keluarga Rahma Sheva Kamila (5) melalui akun Twitter@alayyabie, yang merasa pelayanan di Puskesmas Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kurang maksimal.
Masirin menegaskan telah mendatangi Puskesmas Purwosari bersama Dinas Kesehatan dan Camat Purwosari pada Jumat (28/8/2020) pagi. “Kami minta maaf dan petugas kesehatan sudah di evaluasi,” ujarnya melalui rilis kepada media.
Pihaknya menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya ananda Rahma Sheva Kamila. Dan petugas yang saat itu memberikan pelayanan pada Ananda Sheva, langsung mendapatkan evaluasi.
Selain melakukan evaluasi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Ani Pudjiningrum, juga mendatangi keluarga korban untuk menyampaikan permohonan maaf dan ikut berduka cita.
“Tentunya ini menjadi evaluasi bersama agar kedepan pelayanan di fasilitas kesehatan lebih ditingkatkan integritas dan dedikasinya dalam melayani masyarakat, serta kami mohon maaf dan ikut berduka,” kata Ani. (moh/yud)
Tidak ada komentar