Inovasi Pesta Gita, Kasus Stunting di Bojonegoro Turun Signifikan

- Reporter

Sabtu, 20 Februari 2021 - 23:33

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BOJONEGORO – Selama kurun waktu dua tahun terakhir, kasus balita stunting di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menurun. Tercatat, tahun 2018 jumlah kasus stunting sebesar 8,76 persen (6.941 balita).

Lalu, pada tahun 2019 turun menjadi 7,45 persen atau 5.868 balita. Kemudian, pada Februari 2020 turun lagi menjadi 6,87 persen atau 5.192 balita.

Dalam menyikapi masalah stunting ini, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melakukan berbagai upaya pencegahan stunting. Diantaranya, melalui inovasi Peningkatan Status Gizi Balita (PESTA GITA).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dampak stunting tidak hanya pada pertumbuhan fisik. Namun, juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Karena itu, upaya bersama-sama pencegahan harus getol dilakukan.

“Penyebab balita stunting di Bojonegoro banyak faktor,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Bojonegoro, dr. Lucky Imroah.

Baca Juga :  Bupati Bojonegoro Resmikan IGD PONEK di RSUD Sumberrejo

Pola asuh yang kurang tepat, pemenuhan makanan masih kurang, asupan gizi kurang pada masa kehamilan, sanitasi kurang baik dan penyakit penyerta sejak lahir, juga menjadi penyebab prevalensi balita stunting.

Strategi kebijakan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro adalah inovasi Peningkatan Status Gizi Balita (Pesta Gita). Pesta Gita terdiri dari empat pilar. Yakni pilar pertama, pendidikan gizi kesehatan masyarakat.

Kedua, pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pos gizi dan kelompok pendukung ASI. Ketiga, intervensi gizi melalui kegiatan posyandu, penyediaan ruang laktasi, pemberian makanan tambahan.

“Dan pilar yang keempat adalah kolaborasi lintas sektor melaui upaya perbaikan gizi dan kesehatan dimulai dari masa remaja,” ucap dr. Lucky.

“Kami bersyukur, dengan upaya inovasi Pesta Gita Pemkab Bojonegoro berhasil menurunkan pravelensi balita stunting,” tambahnya.

Baca Juga :  Seluruh Ruangan Mapolres Bojonegoro Disemprot Cairan Disinfektan

Saat ini kasus stunting tertinggi yakni di Kecamatan Kedungadem. Salah satu penyebabnya adalah keikutsertaan ibu-ibu masih rendah untuk datang dalam kegiatan posyandu kesehatan.

“Meski begitu, adanya empat pilar Pesta Gita ini optimis mampu mencegah stunting di Bojonegoro,” pungkasnya. (muh/mil)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Beragam Inovasi dan Komitmen RSUD Sosodoro Siap Menuju WBBM
Pemkab Bojonegoro Terima Penghargaan UHC dari Wapres RI
Optimalkan Pencegahan Stunting, Pemkab Bojonegoro Gelar Aksi Gizi Sekolah
Bupati Anna Resmikan Poliklinik Wijaya Kusuma
RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Ajak Warga Bojonegoro Waspadai Osteoarthritis
Ikuti Jalan Sehat, Bupati Anna Ajak Masyarakat selalu Sehat untuk Bangkit Bersama
Sosialisasi PMT Bumil, Bupati Usulkan Makanan Lokal Jadi Tambahan Gizi
FKP RSUD Sumberrejo, Bupati Harap Terus Tingkatkan Pelayanan Kesehatan

Berita Terkait

Sabtu, 4 November 2023 - 08:37

Cak Imin Klaim Dapat Dukungan Habib di Solo: Mereka Soroti Pendidikan

Kamis, 10 Februari 2022 - 08:45

Komunitas Petani Muda Bojonegoro Deklarasi Gus Muhaimin Jadi Presiden 2024

Berita Terbaru

Beberapa varietas yang disukai adalah Inpari 32. Para petani menyukai varietas ini karena dinilai memiliki beberapa keunggulan.

Pertanian

Jelang Musim Tanam, Petani Lebih Suka Benih Inpari 32

Minggu, 5 Nov 2023 - 05:06